Seperti putaran angin dalam tubuh badai dan hujan yang lebat
Kutulis lagi puisi untukmu. Kusujudkan baitbait puisiku padamu
Angin yang menggigil mengeluskan kangenmu padaku
Semuanya telah sampai Violina, peluk ciummu
Telah sampai pada tubuhku
Selembar kertas puisi menari nari di atas lantai
Plastik sisa sisa buku yang kita beli melayang layang.
Cintamu Violina, telah sampai di dermaga kesetiaanku
Dari jarak yang jauh, kucium wangi parfum pakaianmu
Dan senyum yang menggetarkan itu telah kusimpan
Dalam paras rinduku.
Kau dengar
Gemerisik daunan gugur dari ranting pohonan di samping rumahmu,
Itu karena angin tersungkur dan menggenggam kangenmu padaku.
Februari, 2012
0 komentar:
Posting Komentar